Sabtu, 18 Februari 2012

PENGUASA DAN PENGUSAHA

PENGUASA DAN PENGUSAHA DI INDONESIA

Disusun:

BAID AL FURQON

09417144020

ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I

PENDAHULUAN

Berdirinya suatu Negara tidak nisa dipisahkan dengan penguasa ( pemerintah ), karena pemerintahan yang berdaulat adalah salah satu syarat berdirinya suatu Negara. Penguasa atau pemerintah mempunyai peran yang sangat penting dalam berdirinya suatu Negara, maju – mundurnya suatu Negara juga sangat ditentukan bagaimana pemerintah tersebut melakukan kinerjanya sesuai dengan bidangnya. Pemerintah yang bekerja untuk mengatur semua keperluan Negara yang kemudian di tujukan untuk memenuhi kebutuhan rakyat atau Negara tersebut. jalannya suatu pemerintahan juga tidak hanya dipengaruhi oleh pemerintahnya, tetapi juga peran seluruh rakyat yang ada di Negara tersebut. disini pemerintah juga membutuhkan rakyat sebagai dukungan jalannya pemerintahan.

Suatu Negara dikatakan maju biasanya dilihat dari pertumbuhan ekonominya. Disini pemerintah tidak bisa berjalan sendiri untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi, pemerintah juga memerlukan para pengusaha sebagai penggerak roda perekonomian, karena dengan adanya pengusaha maka pendapatan Negara akan bertambah dan kehidupan rakyat pun akan semakin maju. Peran pengusaha memang sangat penting dalam menggerakkan perekonomian jadi tidak heran jika suatu Negara yang maju pasti terdapat juga banyak pengusaha, baik pengusaha tersebut berusaha di dalam negerinya sendiri ataupun pengusaha tersebut berusaha di luar negeri. Yang penting mereka tetap memberikan masukan pada negaranya tersebut.

Tetapi yang terjadi di Indonesia kenyataannya sekarang penguasa dengan pengusaha tidak bisa berjalan sesuai dengan jalurnya, maksudnya penguasa harusnya bekerja sesuai dengan kewajibannya tidak merangkap sebagai pengsaha, sebaliknya pengusaha tidak mencampuri atau masuk kedalam ruang lingkup para penguasa. Bagaimana jika para penguasa juga merangkap menjadi pengusaha, atau sebaliknya, pasti akan menimbulkan beberapa masalah, karena ini sangat erat sekali hubungannya dengan penyelewengan kekuasaan.

Dari latarbelakang itulah kami ingin mengangkat judul PENGUSAHA DAN PENGUASA DI INDONESIA.

Rumusan masalah

Bagaimana jalannya penguasa dan pengusaha di Indonesia ?

BAB II

LANDASAN KONSEPTUAL

Pengertian Pengusaha

Pengertian pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean (pajak), melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean (pajak).

J.B. Say seorang ekonom Peracis pada awal abad 19 dihargai secara umum dengan mengenali bahwa seorang pengusaha dalam masyarakat kapitalis adalah sumbu dan semua hal berbalik. Definisi terkini mengenai seorang pengusaha adalah: Orang yang membentuk ulang atau mevolusir pola produksi dengan memanfaatkan suatu penenmuan atau, secara lebih umum, sebuah kemungkinan teknologis yang belum pernah dicoba untuk rnenghasilkan suatu komoditi baru ataupun memproduksi suatu bentuk lama dengan cara baru.

Pengertian Penguasa / pemerintah

Pemerintah atau goverment secara etimologis berasal dari kata yunani kubeernan atau nahkoda kapal,,,,,,artinya menatap kedepan, nenentukan berbagai kebijakan yang diselenggaakan untuk mencapai tujuan masyarakat negara, memperkirakan arah perkembangan masyarakat pada masa yang akan datang, dan mempersiapkan langkah-langkah kebijakan untuk menyongsong perkembanan masyarakat, serta mengelola dan mengarahkan masyarakat ketujuan yang ditetapkan

Pengertian Patologi

Patologi Birokrasi (Bureaupathology) adalah himpunan dari perilaku-perilaku yang kadang-kadang disibukkan oleh para birokrat. Fitur dari patologi birokrasi digambarkan oleh Victor A Thompson seperti “sikap menyisih berlebihan, pemasangan taat pada aturan atau rutinitas-rutinitas dan prosedur-prosedur, perlawanan terhadap perubahan, dan desakan picik atas hak-hak dari otoritas dan status.”

Tujuan pengusaha

Kalau pengusaha jelas, dia bertujuan untuk mencari kekayaan sebanyak-banyaknya dengan menjalankan perusahaannya dengan tetap harus mematuhi hukum yang berlaku. Meskipun harus tetap diingat bahwa seorang pengusaha bisa dan harus juga mempunyai tanggung jawab (sosial) dalam turut serta berpartisipasi dalam pembangunan bangsa dan negaranya. Baik secara langsung, maupun tidak.

Tujuan penguasa

1. mengatur dan memegang kendali pemerintahan

2. bekerja selayaknya mesin kepada semua masyarakat dengan tidak mementingkan

profit dengan nama lain yaitu melayani masyarakat dan menyejahterakan

kepentingan mereka

3. menegakkan hukum yang telah ditetapkan dan di sah kan.

BAB III

PEMBAHASAN

Birokrasi di Indonesia selalu diwarnai dengan adanya campur tangan penguasa dengan pengusaha. Dimana patologi ini akan menyebabkan penyelewengan terhadap kebijakan politik, yang tidak lagi mementingkan kepentingan rakyat, melainkan mementeingkan para pengusaha dan para penguasa itu sendiri. Ciri khas korupsi di Indonesia, antara lain bersifat integralistik, yaitu dipraktekkan begitu menyatu antara penguasa dan pengusaha. Penguasa yang berkolusi dengan pengusaha tidak saja di tingkat rendahan dan menengah, tetapi terutama sekali di tingkat atas.

Kuliah umum Sri Mulyani Indrawati tentang “Kebijakan Publik dan Etika Publik” pada 18 Mei 2010 menunjukkan hal itu. Konflik kepentingan, kata dia, banyak terjadi dalam pembuatan kebijakan, terutama yang berimplikasi pada anggaran, bisa belanja atau insentif. Pejabat yang berlatar belakang pengusaha sering tidak risih ikut dalam pemutusan kebijakan tersebut. Meski dia mengaku sudah meninggalkan bisnisnya, di belakangnya ada keluarga atau teman-temannya yang berharap dari kue kebijakan tersebut.

Dengan kekuatan uang, pengusaha seperti memiliki senjata ampuh untuk menekan pemerintah atau parlemen. Kedua institusi negara tersebut bahkan seperti tersandera oleh kekuatan uang, dan menafikan kekuatan suara rakyat yang telah memilihnya. Pemerintah merasa perlu membentuk Komite Ekonomi Nasional (KEN) untuk menampung suara pengusaha agar untuk melakukan kajian ekonomi nasional, regional, maupun global. Padahal di pemerintahan ada Bappenas dan Badan Kebijakan Fiskal yang bertugas merancang kebijakan pembangunan nasional.

Pada era kabinet bersatu jilid 2 ini sangat kental sekali penyatuan antara penguasa dan pengusaha, pembentukan sekertariat gabungan ( Setgab ) ini yang menunjukan penguasa dan pengusaha menyatu, yang satu sama lain saling melindungi dirinya sendiri. Sebagian kalangan menyebut Setgab dapat merusak sistem kenegaraan. Selain itu, juga bisa memunculkan oligarki politik. Salah satu yang berpendapat demikian adalah Fadjroel Rachman. Pembentukan Setgab yang dibentuk oleh SBY dan Aburizal Bakri ( Ical ) ini sebagai batu loncatan Aburizal Bakrie untuk memberhentikan dari kasus yang telah membayanginya, seperti kasus lumpur lapindo yang bagaimana kelanjutan penanganannya dan yang bertanggungjawab tidak jelas. Pembentukan Setgap ini pun juga dimanfaatkan SBY untuk melanggengkan sebuah kekuasaannya sampai periode 2014. Penyatuan penguasa dan pengusaha dalam hal ini yang sangat dikhawatirkan, karena kebijakan yang diambil pemerintah tidak lagi berpihak kepada rakyat, dan akibatnya rakyat Indonesia pun akan menjadi sengsara, dan menyebabkan yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin.

Pembentukan Setgap ini juga bisa dikatakan untuk memutilasi parlemen oleh Setgab, sehingga parlemen dijadikan tukang stempel dari seketariat gabungan. Anggota parlrment yang berjumlah 565 anggota hanya dijadikan tukang stempel.. Tentunya hal ini sangat bahaya. Ini menunjukkan adanya gejala otoritarian.

Pembentukan Setgab ini sebetulnya sangat melemahkan system birokrasi Indonesia, kekuasaan Presiden sebagai lembaga eksekutif seolah – olah tidak ada taringnya untuk mengusut tuntas kasus – kasu yang menyangkut para pengusaha, ini membuat para pengusaha kotor menjadi sangat jaya di Indonesia mereka bahkan bisa mngatur kepala Negara dan ini seolah olah mereka yang mengendalikan Negara ini.

Ketegasan adalah cara yang cukup efektif untuk mengusut semua kasus para pengusaha kotor, bisa kita lihat seorang presiden Obama, dalam permasalahan yang menimpa di tambang minyak milik inggris yang mengakibatkan pencemaran laut di wilayahnya, beliau dengan tegas mengatakan bahwa pihak yang bersangkutan harus bertanggungjawab mengatasi permasalahan ini, meskipun pemilik tambang minyak ini adalah sekutunya.

Ketegasan seperti inilah yang seharusnya dimiliki oleh kepala Negara Indonesia, bukan presiden harus mengikuti cara main pengusaha kotor.

Perubahan system penataan aparatur Negara juga bisa untuk menekan pengusaha koruptor yang berlindung pada penguasa. Perubahan system ini adalah hal yang paling utama, jika sistemnya baik maka orang yang kurang baik bisa menjadi baik. Tetapi jika orang bekerja dengan baik dan menggunakan system tidak baik maka orang tersebut menjadi tidak baik. System kelembagaan yang menjamin adanya profesionalisme yang berlandaskan pada kompetensi, akuntabilitas, transparansi akan bisa mendorong kinerja yang baik.

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Birokrasi Indonesia masih diwarnai dengan campur tangan para pengusaha, dan berbagai kebijakan pun hanya mementingkan para pengusaha dan pejabat semata, ketegasan di birokrasi Indonesia harunsnya ditingkatkan dan mereka harusnya membedan antara kepentingan pribadi dan kepentingan rakyat.

Daftar Pustaka

Thoha, Miftah, 2009, Birokrasi pemerintahan Indonesia di Era Reformasi, Jakarta : kencana

Bambang irawan, pengertian pemerintah dan pemerintahan, blog, http://blog.unila.ac.id/b4mb4n6/2009/12/10/pengertian-pemerintah-dan-pemerintahan/, dibuka tanggal 17 november 2010

http://m.nonblok.com/wawancara/setgab.koalisi/20100522/16711/setgab.itu.persekongkolan.penguasa.dan.pengusaha, dibuka 16 September 2010

http://sarapanpagi.wordpress.com/2010/08/04/kapitalisme-semu-penguasa-dan-pengusaha-di-indonesia/, dibuka 16 September 2010

Seputar Indonesia, 5 Agustus 2010, hlm. 14

SISTEM ADMINISTRASI NEGARA
Dosen : Marita Ahdiyana, M. Si
UJIAN SOAL



Windujati Prasetyo (09417144053)
Administrasi Negara (B)

ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SOAL:
1. Mengapa amandemen UUD 1945 dikatakan untuk pengurangan kekuasaan pemerintah yang cenderung heavy executive sebelum UUD 1945 diamandemen? Jelaskan disertai pasal-pasal yang mendukung argumentasi saudara!
2. Mengapa apa pandangan bahwa sistem pemerintahan yang dilaksanakan di Indonesia tidak sepenuhnya bersifat presidensiil, namun malah ada yang mengatakan sebagai semi presidensiil dan semi parlementer?
3. Jelaskan reformasi administrasi negara yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia sejak zaman Soeharto?
4. Jelaskan bagaimana pelaksanaan asas-asas umum penyelenggaraan negara sebagaimana tertera dalam UU Nomor 28 Tahun 1999 dalam praktek penyelenggaraan negara di Indonesia!
5. Jelaskan hal-hal yang diatur dalam PP No. 41 Tahun 2007!

JAWABAN:
1. Sebelum UUD 1945 diamandemen, pemerintahan pada masa Orde Baru lebih condong pada kekuatan lembaga eksekutif, dimana pada saat itu Soeharto menjabat sebagai presiden. Hal ini dikarenakan presiden Soeharto pada saat itu mendapat dukungan dan kekuatan pemerintahan di DPR dari ABRI dan partai Golkar, sehingga secara otomatis presiden Soeharto menggunakan kekuasaan tersebut secara absolut dan otoriter yang berdampak pada lemahnya peranan lembaga legislatif dan yudikatif dalam sistem pemerintahan. Oleh karena itu selepas dari Orde Baru ke Reformasi pemerintah mengadakan reformasi birokrasi dengan melaksanakan amandemen UUD 1945 yang bertujuan untuk mereformasi setiap hal-hal yang berkaitan dengan ketatanegaraan; sistem birokrasi pemerintahan yang lebih condong pada kedaulatan rakyat; pembagian kekuasaaan pemerintahan yang dilandasi oleh demokrasi; penegakkan supremasi hukum; dan lain sebagainya. Sehingga setiap penyelenggaraan kegiatan pemerintahan harus berdasarkan aturan hukum yang telah diamandemen berdasarkan pasal 4, 7, 7A, dan 7C dalam UUD 1945.
2. Karena dalam pelaksanaan pemerintahan di Indonesia menggunakan sistem pemerintahan presidensiil sedangkan pada kenyataannya di Indonesia, dapat ditemukan adanya peranan dari parlementer misalnya presiden dan para menterinya harus bertanggung jawab kepada rakyat mekanismenya melalui DPR; presiden tidak bisa membubarkan presiden. Dalam pelaksanaan sistem pemerintahan presidensiil dapat ditemukan ciri-cirinya seperti presiden berperan sebagai lepala negara dan kepala pemerintahan; para menteri diangkat dan diberhentikan oleh presiden; menteri hanya sebagai pembantu presiden dan bertanggung jawab pada presiden bukan pada DPR; legislatif dan eksekutif saling mengawasi. Contohnya saja hal ini terlihat pada masa awal berdirinya pemerintahan Indonesia Orde Lama (Demokrasi Terpimpin), dan pada masa Orde Baru. Pada masa Orde Lama yang dilaksanakan oleh presiden Soekarno beliau tidak menginginkan pemerintahan di Indonesia dipenggang sepenuhnya oleh presiden sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Hal tersebut dikarenakan bahwa beliau tidak menginginkan presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan bertindak secara otoriter, sehingga keberadaan parlemen pada saat itu tetap dipertahankan. Sedangkan pada masa Orde Baru, menteri-menteri yang diangkat adalah sebagai pembantu yang berarti pemerintahan eksekutif dan legislatif tidak berjalan sebagaimana mestinya dan pemerintahan tidak dapat mengawasi kinerjanya dengan baik dan maksimal. Puncaknya dengan mundurnya presiden Soeharto menjadi awal reformasi birokrasi secara besar-besaran di tubuh pemerintahan. Selain itu belakangan ini adanya koalisi antar partai di tubuh DPR menunjukan peran parpol dalam pemerintahan sangat penting dalam menentukan kebijakan-kebijakan pemerintah.
3.

MEMBANGUN ASPEK ASPEK GOOD GOVERMENTS

MEMBANGUN GOOD GOVERNANCE DI INDONESIA DAN ASPEK – ASPEK GOOD GOVERNANCE


DISUSUN :
BAID AL FURQON
09417144020





PROGAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2010

Membangun good governance dan aspek – aspek good governance
Good Governance adalah solusi agar Cerita otonomi daerah bukannya cerita tentang konflik demi konflik antara eksekutif dan legislatif,atau eksekutif dengan masyarakatnya serta korupsi yang beralih dari pemerintah pusat kepada pejabat di daerah (Mokapog Centre - PSP). Reformasi telah melahirkan desentralisasi dan otonomi daerah. Semangat desentralisasi menyimpan dua hal yang penting. Pertama, terbentuknya otonomi daerah atau daerah otonom. Kedua, penyerahan sejumlah wewenang dan fungsi pemerintahan kepada daerah otonom. Dalam konteks Indonesia, karena derasnya tuntutan reformasi dan bergolaknya daerah menuntut keadilan karena selama Orde Baru mereka menjadi ”sapi perah” pemerintahan pusat, maka kedua hal di atas diberikan "payung" yuridis atau legalitasnya, yakni dengan terbitnya Undang-Undang (UU) No.22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah. Undang-undang ini bisa didefinisikan bahwa otonomi daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan dalam mengelola dan mengurusi segala hal yang terkait dengan masyarakat di daerah-daerah tersebut melalui inisiatif dan prakarsa masyarakat sendiri. Artinya, dalam konteks di atas, daerah diberikan keleluasaan untuk mengurusi diri sendiri, baik aspek ekonomi, sosial, budaya dan pemerintahan. Pemerintah Pusat yang dulu secara sentralistik berkuasa untuk pembangunan di daerah, hal itu tidak terjadi lagi. Pemerintah pusat hanya menjadi fasilitator dan subjek pembangunan sepenuhnya ada pada pemerintah daerah. Inilah perubahan yang sedang terjadi yakni dari proses sentralisasi menjadi desentralisasi. Positif memang, pemerintah daerah bisa menjadi merdeka, memiliki kebebasan dan berdaya untuk menentukan arah pembangunan di daerahnya. Kearifan-keraifan lokal bisa tumbuh dan bermunculan dengan baik melalui otonomi daerah dimana hal ini sangat berguna bagi pembangunan di daerah tersebut. Dimana selama 32 tahun, hal tersebut menjadi sesuatu yang mustahil dan sangat tidak mungkin. Reformasi yang melahirkan proses desentralisasi dan otonomi daerah juga menghasilkan dampak negatif. Karena otonomi daerah itu pada awalnya dilahirkan melalui isu-isu politik, misalnya disintegrasi, bukannya proses rasionalisasi: keinginan untuk menarik investor atau perusahaan ke daerah tersebut dengan jaminan keamanan (security) dan tingkat kepercayaan (trust) yang baik. Konsekuensinya, desentralisasi telah melahirkan raja-raja kecil di daerah. Korupsi yang merajalela dan tata pemerintahan daerah yang amburadul. Dampak negatif tersebut dirasakan akan mendistorsi tujuan dari proses desentralisasi dan otonomi daerah tersebut, yakni pembangunan yang berkeadilan dan bisa mengangkat secara ekonomis kehidupan masyarakat ke arah yang lebih baik. Masyarakat yang terbebas dan sehat dari korupsi. Agar otonomi daerah yang merupakan buah reformasi tak sia-sia. Juga, agar otonomi daerah tidak diterjemahkan hanya sebagai alat atau instrumen dari para elite di daerah-daerah sebagai ajang rebutan untuk berlomba korupsi dan memperkaya diri sendiri, sementara masayrakat tetap miskin dan susah hidupnya. Untuk itulah, pilihan membangun good governance pada tingkat pemerintahan daerah/lokal adalah sesuatu yang penting. Penting, karena pemerintah daerah setelah adanya kebijakan otonomi daerah sedang menata dan mereformulasi tatanan pemerintahnnya. Makanya, sejak awal pembangunan tatanan pemerintah harus dilandaskan pada good governance sehingga pemerintah daerah itu demokratis dan sejahtera secara ekonomis. Good governance bisa di katakan sebagai terapi untuk membrantas segala dampak negatif yang bisa mendistorsi tujuan yang mulia dari otonomi daerah, yakni masyarakat yang berkeadilan dalam segala aspek kehidupannya. Karena good governance, secara ideal, merupakan obat yang mujarab dan baik dalam rangka pengembangan kelembagaan (capacity building) yang sehat di tingkat pemerintahan daerah/lokal. Good Governance mengacu pada pengelolaan sistem pemerintahan yang menempatkan partisipasi, keterbukaan, kontrol sosial, dan akuntabilitas sebagai nilai-nilai sentralnya. Menurut Bambang Widjojanto, good governance pertama kali dilansir sekitar tahun 1991 dalam sebuah resolusi dari the Council of the European Community yang membahas Human Rights, Democracy and development. Salah satu syarat dalam resolusi untuk membangun sustainable development adalah good governance Good governance akan tegak jikalau rule of law-nya tegak dan berdaya untuk melahirkan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat. Adapun untuk menjaga tegaknya rule of law menurut Adnan Buyung Nasution ada empat hal :
Pertama, lembaga peradilan yang bebas dari pengaruh kekuasaan manapun.
Kedua, lembaga legislatif yang aspiratif dan akseptabel .
Ketiga, Ada pemilu yang bebas, rahasia, jujur dan adil. Sehingga legislatif yang dipilih benar-benar mewakili rakyat, aspiratif, bertanggung jawab, dan.kompeten.
Keempat, kehidupan pers yang bebas dan sehat sebagai ajang wacana publik yang sehat.

Sedangkan menurut Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan di Indonesia UNDP ada tiga persyaratan yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan good governance tersebut:
Pertama, Pengambilan keputusan. Dalam pengambilan keputusan harus mencerminkan secara tegas dan jelas mengenai aspek keterwakilan dan aspek partisipasi dari masyarakat. Jadi dalam konteks ini, aspek keterwakilan dan aspek partisipasi bukanlah hal yang semu. Mengenai Aspek keterwakilan, bahwa elite-elite lokal yang terhimpun dalam Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebagai wakil rakyat harus benar-benar mewakili dan memperjuangkan kepentingan rakyat, bukannya kepentingan pribadi maupun kepentingan kelompoknya. Mengenai aspek partisipasi masyarakat adalah bahwa aspirasi masyarakat baik melalui lembaga-lembaga swadaya masyarakat maupun organisasi-organisasi kemasyarakatan lainnya didengar dan menjadi acuan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan publik di pemerintahan daerah/lokal tersebut.
Kedua, Aturan main. Penyelenggaraan good governance memprasyaratkan adanya aturan main (hukum) yang tegas, solid dan memihak kepada keadilan yang melingkupi aspek law enforcement dan aspek kesediaan untuk mematuhi aturan main yang sudah ditetapkan tersebut. Siapa pun tidak pandang bulu harus mematuhi aturan main baik elite-elite daerah/lokal maupun masyarakat itu sendiri. Dalam konteks penyelenggaraan good governance tidak lagi ditolerir bahwa aturan main itu hanya untuk dipatuhi oleh masyarakat tetapi tidak dipatuhi untuk elite lokal/pejabat daerah. Sehingga baik elite lokal/pejabat daerah maupun masayarakat itu sendiri memiliki kedudukan yang sama dalam hukum (aturan main) tersebut.
Ketiga, Pelayanan publik yang baik. Tingkat keberhasilan good governance adalah seauhmana pemerintah itu sendiri mampu memberikan pelayanan-pelayanan publik dengan baik dan optimal kepada masyarakat. Di sisi lain, masyarakat juga harus memiliki kesadaran kritis untuk mengimbanginya untuk menuntut adanya pelayanan-pelayanan publik yang baik, merupakan hak masyarakat itu sendiri.
Kalau seandainya pemerintah tidak melaksanakan kebijakan dan pelayanan publik secara baik, maka masayarakat berhak menagihnya yang bisa dilakukan dengan cara mengorganisir dirinya untuk bernegosiasi atau berdialog dengan pihak pemerintah. Dalam mengorganisir diri inilah biasanya masyarakat harus difasilitasi dan didukung oleh Lembaga-lembaga swadaya masayarakat. Untuk itu, kumpulan-kumpulan masyarakat yang mengorganisir diri pada perkumpulan atau organisasi-organisasi kemasyarakatan adalah salah satu wujud dari kontrol sosial dari masayarakat kepada pemerintah daerah/lokal yang juga diamanatkan dalam rangka memnbangun good governance tersebut.
Bagaimana implementasinya bagi pemerintahan daerah/lokal? Sehingga good governance merupakan kenyataan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah/lokal? Jawabannya adalah nilai-nilai sentral dari good governance, yakni partisipasi, keterbukaan, kontrol sosial dan akuntabilitas harus menjadi realitas sehari-hari dalam menjalankan roda pemerintahannya, baik untuk tingkat eksekutif, tingkat legislatif, maupun tingkat yudikatif. Agar good governance ini menjadi bangunan yang kokoh dan fondasi yang kuat bagi pemerintahan daerah/lokal, maka rumahnya harus terus dijaga tingkat efektivitas dan keberdayaannya, yakni tegaknya rule of law yang baik dan berkeadilan . Melalui good governance diharapkan pula, pada pemerintahan daerah/lokal akan terbangunnya pemerintah yang kuat, sehat, kredibel dan berwibawa dan begitupula dengan masyarakatnya. Sehingga pemerintah dan masyarakatnya memiliki hubungan yang sejajar, bukan hubungan yang subordinasi. Seringkali pemerintah selalu merasa superior terhadap masyarakatnya. Dalam konteks ini, seringkali pemerintah mengabaikan aspirasi dan kepentingan masyarakatnya. Good governance pada akhirnya mengacu kepada civil society yang harus tumbuh dalam pemeritahan lokal/ daerah. Yakni pemerintah yang kuat dan masyarakat yang kuat. Sehingga prinsip keseimbangan pun akan terjadi. Dari prinsip ini diharapkan akan terjadi saling koreksi antara masayarakat dan pemerintah yang pada tahap selanjutnya bisa membangun pemerintahan yang baik di tingkat lokal/ daerah tersebut.
Di sisi lain, sebagaimana dikatakan di atas, bahwa otonomi daerah sebagai buah reformasi tak sia-sia atau tak bermanfaat bagi kepentingan masyarakat di daerah. Maka, good governance harus menjadi manifesto politik untuk membangun otonomi daerah tersebut. Untuk itulah, setiap pemerintah daerah/lokal harus didorong dan difasilitasi untuk menjadikan good governance sebagai manifesto politiknya. Dalam konteks ini, dukungan masyarakat juga sangat penting dalam mendukung atau mengusung good governance sebagai manifesto politik bagi keberlangsungan penyelenggaraan otonomi daerah yang "sehat" dan bermanfaat tersebut.
Dengan demikian, otonomi daerah dan proses desentralisasi bisa membawa berkah dan kemaslahatan yang nyata bagi seluruh warga masyarakat daerah tersebut, karena sejak awal sudah dibangun good governance-nya. Tata pemeritahan di lokal/daerah pun menjadi "sehat" secara kelembagaan maupun pelaksana pemeritahannya. Sehingga cerita otonomi daerah bukannya konflik demi konflik antara eksekutif dan legislatif, atau eksekutif dengan masyarakatnya serta korupsi yang beralih dari pemerintah pusat kepada pejabat di daerah .

Selain itu, good governance juga merupakan wujud jawaban bagi pemerintah lokal/daerah atas kepercayaan Pemerintah pusat dengan dikeluarkannya kebijakan otonomi daerah tersebut Sehingga kepercayaan ini tak disia-siakan oleh pemerintah daerah dan tidak dianulir oleh pemerintah pusat. Dan peluang baik untuk membangun daerah dengan prakarsa sendiri tidaklah hilang tanpa bekas
Aspek-aspek good governance
Dari sisi pemerintah ( governance ), good governance dapat dilihat melalui aspek-aspek sebagai berikut :
1. Hukum / kebijakan, merupakan aspek yang ditujukan pada perlindungan kebebasan.
2. Kompetensi dan transparansi pemerintahan, yaitu kemampuan membuat perencanaan dan melakukan implementasi secara efisien kemampuan melakukan penyederhanaan organisasi, penciptaan disiplin dan model administratif, keterbukaan informasi.
3. Desentralisasi, yaitu desentralisasi regional dan dekonsentrasi di dalam departemen.
4. Penciptaan pasar yang kompetitif, yaitu penyempurnaan mekanisme pasar, peningkatan peran pengusaha kecil dan segmen lain dalam sektor swasta, deregulasi, dan kemampuan pemerintahan melkukan kontrol terhadap makroekonomi.
NFSD ( Novartis Foundation for Sustainable Development ) merumuskan kriteria good governance sebagai berikut :
1. Legitimasi dari pemerintahan ( menyangkut tingkat / derajat demokratisasi )
2. Akuntabilitas dari elemen-elemen politik dan pejabat dalam pemerintahan ( menyangkut pula kebebaran media , transparansi dalam pembuatan / pengambilan keputusan, mekanisme, akuntabilitas ).
3. Kompetensi pemerintahan dalam memformulasikan kebijakan dan memberikan pelayanan.
4. Penghormatan terhadap hak asasi manusia dan hukum yang berlaku ( hak-hak individu dan kelompok , keamanan, kerangka hukum untuk aktivitas sosial dan ekonomi, dan partisipasi ).
C. Karakteristik kepemerintahan yang baik menurut UNDP ( 1997 )
UNDP mengemukakan bahwa karaktesistik atau prinsip-prinsip yang harus dianut dan dikembangkan dalam praktik penyelenggaraan kepemerintahan yang baik adalah mencakup :
1. Partisipasi ( participation ), yaitu keikutsertaan masyarakat dalam proses pembuatan keputusan, kebebasan berserikat dan berpendapat, serta kebebasan untuk berpartisipasi secara konstruktif.
2. Aturan hukum ( rule of law ), yaitu hukum harus adil tanpa pandang bulu, ditegakkan dan dipatuhi secara utuh ( impartially ), terutama aturan hukum tentang hak-hak asasi manusia.
3. Transparan ( transparency ), yaitu adanya kebebasan aliran informasi dalam berbagai proses kelembagaan sehingga mudah diakses oleh mereka yang membutuhkan. Informasi harus disediakan secara memadai dan mudah dimengerti, sehingga dapat digunakan sebagai alat monitoring dan evaluasi.
4. Daya tangkap ( responsiveness ) , yaitu proses yang dilakukan setiap institusi harus diarahkan pada upaya untuk melayani berbagai pihak yang berkepentingan ( stakeholders ).
5. Berorientasi konsensus ( consensus-orientted ), yaitu bertindak sebagai mediator bagi berbagai kepentingan yang berbeda untuk mencapai kesepakatan. Jika dimungkinkan dapat diberlakukan terhadap berbagai kebijakan dan prosedur yang akan ditetapkan pemerintah.
6. Berkeadilan ( equity ), yaitu memberikan kesempatan yang sama baik terhadap laki-laki maupun perempuan dalam upaya meningkatkan dan memelihara kualitas hidupnya.
7. Efektivitas dan efisiensi ( effectiveness and efficiency ), yaitu segala proses dan kelembagaan diarahkan untuk menghasilkan sesuatu yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan melalui pemanfaatan yang sebaik-baiknya berbagai sumber yang tersedia.
8. Akuntabilitas ( accountability ), yaitu para pengambil keputusan ( pemerintah, swasta, dan masyarakat madani ) harus bertanggung jawab kepada publik sesuai dengan jenis keputusan baik internal maupun eksternal.
9. Bervisi strategis ( strategic vision ), yaitu para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jangka panjang dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan manusia dengan memahami aspek-aspek historis, kultural dan kompleksitas sosial yang mendasari perspektif mereka.
10. Kesalingterkaitan ( interrelated ), yaitu adanya kebijakan yang saling memperkuat dan terkait ( mutually reinforcing ) dan tidak bisa berdiri sendiri.

KOMUNIKASI PUBLIK SPEAKING

Tugas komunikasi

PUBLIC SPEAKING





BAID AL FURQON
09417144020
ADMINISTRASI NEGARA (B)

Administrasi Negara
Fakultas ilmu sosial dan ekonomi
Universitas negeri Yogyakarta
2010

Apa itu public speaking?
Publik speaking adalah proses berbicara kepada sekelompok orang secara sengaja serta ditujukan untuk menginformasikan, mempengaruhi, atau menghibur pendengar. Seni dan ilmu publik speaking khususnya di lingkungan yang kompetitif di Amerika Utara, juga dikenal sebagai forensics. Kata forensik adalah sebuah kata sifat yang berarti “perdebatan umum atau argumen.” Kata tersebut berasal dari bahasa Latin forensis, yang berarti “dari forum.”
Tujuan utama dari publik speaking dapat dicapai dengan penyampaian informasi dengan sederhana sehingga dapat memotivasi orang untuk bertindak. Seorang orator yang bagus dapat mengubah emosi pendengar mereka, tidak hanya menginformasikan kepada mereka.
Publik speaking memiliki beberapa komponen yang berkaitan seperti Motivasi berbicara, kepemimpinan/pengembangan pribadi, bisnis, layanan pelanggan, komunikasi kelompok besar, dan komunikasi massa. Publik Speaking bisa menjadi alat yang jitu jika digunakan untuk keperluan seperti memotivasi, mempengaruh, membujukan, menginformasikan, menterjemah, atau sekedar menghibur.
Public speaking atau berbicara di depan publik bagi sebagian orang merupakan hal yang berat dan sukar, bahkan jika perlu dihindari. Ada juga yang beranggapan bahwa public speaking bukanlah bagian dari jalan hidupnya, biarlah orang lain yang memang berbakat untuk menjadi pembicara yang melakukannya.
Apakah public speaking adalah persoalan bakat? Tidak. Setiap orang punya bakat yang sama untuk berbicara, tinggal bagaimana orang tersebut mengembangkannya.
Dapatkah orang yang pendiam/introvert menjadi pembicara yang ulung? Tentu saja bisa. Pendiam hanyalah soal pembawaan. Banyak pemimpin yang berpembawaan diam, namun saat berorasi berapi-api dan mampu mengobarkan semangat.
Kunci dari public speaking adalah latihan. Saat ini, mulailah berlatih untuk berbicara di depan kelas saat ada kesempatan. Dengan latihan dan memperbaiki diri terus menerus, maka kemampuan untuk dapat berbicara di depan umum akan semakin meningkat. Ingat! Jangan berputus asa atau gampang menyerah manakala Anda merasa bahwa pembicaraan Anda tidak/kurang bagus.
Sumber:http://en.wikipedia.org/wiki/Orators, http://id.wikibooks.org/wiki/Kurikulum_Kepemimpinan/Public_Speaking
Sederhananya, Public Speaking terdiri dari 2 kata, yaitu Public dan Speaking. Public adalah kepada siapa kita akan bicara dan speaking adalah bagaimana cara menyampaikannya. Kombinasi public dan speaking inilah yang menjadi ilmu sekaligus seni untuk menguasainya. Ilmu karena bisa dipelajari sebagai TEXT, seni karena sangat tergantung pada CONTEXT.
Saya, walaupun belum menjadi public speaker mumpuni, mencoba meresume dari pengamatan terhadap orang-orang di sekeliling (mereka adalah public speaker mumpuni) di berbagai bidang. Siapa tahu suatu saat bisa mengamalkan apa yang saya pikirkan saat ini.
CEPAT adalah alternatif untuk menguasai public speaking. Apa itu CEPAT? Concept, Exploration, Preparation, Action, Trouble Shooting.
1. Concept adalah tentang apa yang ingin disampaikan. Apa yang akan Anda lakukan dan bagaimana Anda melakukannya, tertuang di konsep ini. Concept seperti script yang Anda siapkan sebagai bahan untuk dibicarakan. Tentu dengan kalkulasi bagaimana membuat apa yang akan Anda bicarakan bisa menimbulkan kesan luar biasa bagi audiens.
2. Exploration adalah tentang segala hal yang bisa mensupport konsep. Bisa berupa riset kecil-kecilan, keterkaitan konsep dengan berita-berita aktual atau kesesuaian tema secara spesifik kepada audiens. Melakukan eksplorasi berarti menjadikan konsep sebagai induk dari segala informasi dan hasil analisisnya untuk membuat konsep semakin kuat dan cara penyampaian semakin luar biasa.
3. Prepararation adalah persiapan yang terkait dengan hal-hal yang teknis dan non teknis. Hal teknis misal terkait dengan kondisi lokasi tempat bicara, peralatan yang menunjang konsep yang akan disampaikan dan bagaimana cara menyampaikannya. Latihan termasuk bagian dari persiapan, karena beda orang profesional dan amatir biasanya bisa dilihat dari seberapa intens latihannya. Persiapan non teknis berhubungan dengan antisipasi terhadap hal-hal yang tak terduga, misal kecenderungan terlambat, jatah waktu yang tak sesuai atau malah urutan pembicara yang bisa jadi menyampaikan tema yang mirip.
4. Action adalah ketika Anda manggung. Yang harus Anda lakukan adalah mengukur durasi, melakukan 5 menit pertama yang memukau dan tentu saja menjelaskan slide dan bukan dijelaskan slide (ini kalau melakukan presentasi dengan komputer). Action juga berhubungan dengan interaksi dengan audiens, menyikapi pertanyaan dan tentu saja melakukan closing yang dahsyat. Action terkait dengan consept, exploration dan preparation. Apa yang akan Anda lakukan selama speaking, tentu harus sudah dikonsep dan (jika bisa) dituangkan dalam bentuk tertulis atau ringkasan. Dengan adanya exploration tentang siapa yang menjadi audiens akan membuat Anda bisa menyampaikan materi dengan empati dan tepat sasaran.
5. Trouble Shooting adalah cara-cara short-cut dalam menyelesaikan segala masalah yang mungkin terjadi selama durasi bicara. Bisa kesalahan teknis, karena peralatan tak sesuai standar, atau informasi tentang audiens yang tak akurat, atau malah materi yang tak sesuai dengan permintaan dari audiens. Trouble shooting adalah kemampuan untuk bisa melakukan antisipasi yang terencana. Termasuk di dalamnya adalah bagaimana mengatasi nervous sesaat sebelum ‘manggung’ atau menangani demam panggungnya sendiri. Trobule shooting merupakan akumulasi dari pengalaman, baik diri sendiri maupun orang lain.
Tulisan ini, sekali lagi dan saat ini, adalah buah pikiran. Beberapa belum bisa saya lakukan, karena minim kesempatan. Insyaallah akan disampaikan dalam sebuah seminar. Semoga saja bisa manfaat.
FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERBICARA DI DEPAN PUBLIK YANG SUKSES
1. Penggunaan humor dalam public speaking
Kemampuan membuat humor akan sangat membantu anda untuk merebut hati audiense dan keluar dari krisis. Seorang pembicara, kecuali pelawak, tidak diharapkan untuk membuat audiensenya tertawa terpingkal-pingkal sebagaimana halnya mereka menyaksikan badut. Namun demikian, kemampuan anda untuk membuat mereka tersenyum kemudian memberikan applause meriah kepada anda akan sangat membantu untuk mengurangi ketegangan dan kebosanan diantara mereka.
Tidak semua orang mampu menyampaikan cerita atau anekdot lucu. Sebelum memulai biasanya mereka sudah dihinggapi kekhawatiran apa yang mereka sampaikan tidak akan menciptakan kelucuan yang akhirnya malah membuat mereka kelihatan konyol. Kalau anda tidak bisa jangan lakukan! Tapi apabila anda mempunyai kemampuan untuk itu, ada beberapa tips yang
perlu anda perhatikan :
•Carilah waktu yang tepat kapan anda harus menyampaikannya
•Buatlah joke yang relevant dengan topik yang anda bawakan
•Jangan berlebihan
•Jauhi kesan anda sebagai pelawak atau badut
•Berhati-hatilah terhadap target humor anda. Hindari humor yang mengarah ke SARA atau humor sex yang vulgar, menjijikan serta yang menyerang pribadi dari salah satu audiense anda
•Usahakan subjek dari joke anda adalah anda atau dari keluarga anda sendiri
•Personifikasikan joke-joke anda seolah-olah kejadian itu memang pernah anda terjadi di diri anda atau keluarga anda
•Jangan lakukan apabila anda kurang yakin dengan kemampuan anda
Humor yang dihindari :
•Berselera rendah
•Menyerang seseorang atau golongan
•Tidak relevan
Mempraktekan humor adalah satu-satunya hal yang tidak bisa anda latih sendiri. Penyampaian humor memerlukan audiense sebagai parameter keberhasilan.
2.Bahasa tubuh
Metode komunikasi manusia tidak semata bergantung kepada kata-kata yang diucapkan. Gerakan fisik seseorang dapat menggambarkan apa yang sedang ia pikirkan dan rasakan, siapa dirinya dan dari lingkungan mana ia berasal. Gerakan tubuh ini disebut bahasa tubuh.
Dalam konteks anda sebagai pembicara, penggunaan bahasa tubuh yang baik dan benar dapat mempermudah tugas anda untuk memberikan pengertian terhadap apa yang hendak anda sampaikan. Dalam beberapa kasus, bahasa tubuh ternyata lebih komprehensif dibanding kata-kata.
Bahasa tubuh dalam konteks pembicara terdiri dari :
•Pakaian
•Gerakan tubuh/postur
•Kontak mata
•Gerakan tangan
•Ekspresi muka
2a.Pakaian
Ketika anda pertama kali muncul dalam pandangan seseorang, ia akan langsung membuat penilaian terhadap diri anda. Dengan cepat mereka akan menyimpulkan siapa dan darimana anda. Hal yang sama juga terjadi ketika anda pertama kali muncul di depan audiense. Cara berpakaian anda akan menunjukkan apakah anda satu dari mereka atau dari kelompok lain. Penyimpulan seperti ini dalam bahasa Inggris disebuit “Tribal Recognition” (pengakuan kesukuan), dan ini lumrah terjadi dimana-mana. Seseorang yang dianggap dari suku mereka akan diterima lebih mudah dibanding yang bukan. Sikap mereka akal lebih terbuka karena dianggapia mengetahui aspirasi, keinginan dan style mereka.
Kalau kita ibaratkan suku yang anda hadapi adalah audiense anda hadapi, anda harus berusaha untuk dapat dianggap satu dari mereka. Dengan mendapatkan pengakuan. Kans anda untuk didengar dan dianggap lebih besar.
Berpakaian pada saat berbicara didepan publik tidak selalu harus wah atau glamour. Berpakaianlah dengan menarik. Hindari perhiasan yang menegaskan anda bukan dari kelompok mereka. Hindari juga perhiasan yang berlebihan yang mengganggu konsentrasi mereka untuk mendengarkan pembicaraan anda. Perhatikan detil-detil kecil seperti sepatu yang mengkilap, kancing jas dan kemeja, stocking dsb. Ingat, karena anda berdiri didepan setiap bagian ditubuh anda terlihat oleh mereka.
Berpakaianlah sesuai dengan jenis audiense dan acara dimana anda tampil. Jangan berpakaian berlebihan sehingga audiense bukannya memperhatikan apa yang anda katakan tapi apa yang anda kenakan.
2b.Gerakan Tubuh
Elemen kedua yang akan diperhtikan audiense adalah postur tubuh dan bagaimana anda menggerakkannya. Ketika berada diatas panggung, postur dan gerakan tubuh anda memberikan gambaran tentang sikap/ perasaan anda terhapap forum yang anda hadapi. Kepala yang selalu menunduk dan melihat keatas menunjukkan anda yang tidak percaya diri. Kepala yang menghadap ke depan menandakan keyakinan yang penuh.
Pada saat muncul untuk pertama kali, perhatikan cara berjalan anda. Pastikan kedua kaki anda lurus pada waktu melangkah. Jangan berlenggang dan jangan pula terlalu tegap. Berjalanlah dengan tenang namun penuh kewaspadaan. Tegakkan kepala anda, pandanglah audiense anda dengan mata yang anthusias dan senyum. Ketika anda berbicara, pastikan tubuh anda mempunyai ruang yang cukup bernapas.
Banyak gerakan yang anda lakukan ketiuka sedang berbicara misalnya memasukkan tangan ke saku celana. Gerakan ini akan menimbulkan kesan kasual, dan berarti tidak cocok dengan forum formal. Anda juga bisa berjalan atau melakukan gerakan-gerakan bebas namun tetap terkontrol.
Lakukan gerakan-gerakan yang perlu saja. Usahakan setiap gerakan andabermakna. Gerakan-gerakan yang baik dan sesuai akan membuat pembicaraan anda lebih hidup.
2c.Kontak Mata
Kontak mata dengan audiense adalah faktor penting yang membuat acara berlangsung dua arah. Melibatkan audiense dalam acara dimana anda tampil akan membuat acara lebih hidup, terjadi interaksi dan andasendiri merasa mempunyai teman sehingga bisa mengurangi kegugupan.
Kemampuan menciptakan kontak mata dengan audiense pada saat berbicara adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang pembicara. Begitu banyak kita lihat pembicara yang terus berbicara tanpa melihat audiense yang ada di hadapannya. Komunikasi yang terjalin satu arah akan membuat penampilan anda kurang hidup dan cepat menimbulkan kebosanan.
Banyak yang tidak menyadari kontak mata dengan audiense adalah kontrol penampilan ketika diatas panggung. Dari lima panca indra yang dimiliki manusia, hanya matalah yang tak pandai berdusta. Dari mata audiense anda,anda akan segera mengetahui apakah ia menikmati pembicaraan anda atau sebaliknya.
Kontak mata adalah alat kontrol yang ampuh untuk mengetahui apakah anda pembicara yang membosankan atau menyenangkan.
2d.Gerakan Tangan
Sebagaimana gerakan tubuh/ postur, gerakan tangan juga dapat membantu anda memberikan pengertian yang lebih jelas terhadap apa yang ingin anda ungkapkan. Gerakan tangan juga dapat menunjukkan anthusiasime anda terhadap acara dan audiense yang dihadapi.
Agar supaya gerakan tangan tidak berlebihan, anda dapat mempelajari bagaimana orang disekitar anda berbicara sambil menggerakkan tangan. Dari percakapan sehari-hari ini ada dapat mengetahui cara berbicara dengan gerakan tangan yang wajar.
Banyak orang yang mempunyai kebiasaan yang buruk dengan tangan apabila sedang menjadi perhatian. Menggaruk-garukkan tangan atau kepala. Memegang-megang cincin di jari, memegang hidung dan jenggot adalah sebagian dari kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut. Kalau anda merasa mempunyai kebiasaan buruk ini, anda tidak perlu khawatir. Anda bisa menghilangkannnya dengan latihan. Ajak seseorang untuk menemani anda pada saat latihan. Minta ia berteriak apabila anda melakukan kebiasaan buruk tersebut. Lakukan berulang-ulang.
Hindari membuat gerakan yang tidak perlu. Apabila gerakan tangan anda terlalu banyak, cobalah berbicara dengan tanpa gerakan sama sekali. Apabila masih banyak juga, siapkan cue card (lembar catatan) dan peganglah. Gerakan tangan biasanya tidak kita sadari dan lahir karena rasa gugup kita.
Hindari gerakan-gerakan yang tidak perlu. Usahakan setiap gerakantangan anda mempunyai makna.
2e.Ekspresi Wajah
Ekspresi wajah yang paling mudah dilakukan adalah senyum. Senyum yang tulus dan tidak berlebihan akan membuat anda terlihat ramah dan senang berada diantara audiense anda. Senyum dapat pula menciptakan suasana rileks dan bersahabat diantara audiense anda.
Senyum yang baik adalah senyum yang wajar dan dikeluarkan pada saat yang tepat. Tersenyum dan tertawa adalah dua hal yang berbeda.
3.Kontrol Suara
Faktor pendukung penting lainnya yang membuat pembicaraan anda menarik adalah Suara. Penyampaian vokal yang baik didapatkan apabila anda menguasai tiga hal penting yang lazim disebut sebagai kontrol suara seperti dibawah ini :
1.Pernapasan
2.Volume
3.Ekspresi
3a.Pernapasan
Bunyi yang dihasilkan oleh manusia yang disebut suara berasal dari getaran udara pada tali vokal yang terletak ditenggorokan. Seperti halnya alat musik yang berbunyi karena angin, tekanan angin yang lewat pada pita akan mempengaruhi keras lemahnya bunyi yang dihasilkan.
Untuk berbicara di depan publik, doperlukan ruang suara yang solid agar dapat menyampaikan kalimat yang panjang dari biasanya pada volume yang benar.
Otot paling penting dalam pernapasan bernama Diafragma yang berada disebelah rusuk. Pengontrolan yang sempurna terhadap diafragma akan membuat anda mampu mengatur ruang udara yang diperlukan untuk mengeluarkan suara. Posisi yang baik mengontrol pernapasan adalah berdiri tegak untuk memberikan ruang yang lebih kepada paru-paru.
Ada beberapa cara yang terbukti ampuh dalam meningkatkan kemampuan pengontrolan diafragma. Ada baiknya kalau anda lakukan hal dibawah ini :
•Berdiri tegak dengan kaki tidak terlalu rapat. Tangan bergantung
biasa dan rileks
•Ambil napas yang dalam melalui hidung dan hitung sampai empat.
Rasakan bagaiamna mekarnya ruang dada anda. Jangan angkat bahu karena
mengurangi ruang di dada
•Tahan napas di paru-paru dalam hitungan keempat, kemudia biarkan
udara keluar dari mulut
•Jangan makan terlalu banyak sebelum anda bicara. Makanan akan
mempersempit ruang paru-paru
3b.Volume
Banyak yang berpendapat agar supaya didengar kita harus berbicara keras. Ketahuilah keberhasilan dalam berbicara tidak selalu ditentukan oleh kerasnya suara. Jika anda khawatir anda tidak didengar karena ruangan yang terlalu besar atau audiense yang terlalu banyak, gunakan pengeras suara. Berbicara keras-keras bukanlah solusi yang baik.
Volume suara ketika anda berbicara di depan publik hanya sedikti lebih keras dari volume anda dalam percakapan sehari-hari. Berbicara dengan volume yang keras diperlukan pada moment-moment tertentu saja. Selebihnya berbicara keras hanya akan merusak tenggorokan dan membuat audiense anda stress,
Bukalah mulut sedikit lebih besar dari biasanya. Jangan berkerut, sisakan ruang yang cukup di dada sehingga suara anda bebas keluar. Keluarkan suara sedikit lebih besar dari biasanya, anda akanmerasakanseolah-olah anda melakukan percakapan biasa namun bisa didengar orang
banyak.
3c.Ekspresi
Ekspresi adalah faktor penting dalam pengolahan suara. Suara yang baik tidak akan berarti banyak tanpa disertai ekspresi tepat. Ekspresi terdiri dari tiga komponen penting; Pitch (tinggi rendah suara), Pace (kecepatan berbicara) dan Phrasing (pemenggalan kalimat).
Pitch
Orang muda cnederung berbicara dengan nada suara lebih tinggi daripada orang tua. Bagi orang muda, kecenderungan menggunakan nada tinggi biasanya dikarenakan faktor emosi. Sementara orang tua karenakematangannya lebih bisa mengatur tinggi rendahnya suara.
Setiap orang mempunyai pitch yang berbeda-beda dan pada situasi apa ia sedang berada. Dalam konteks berbicara di depan publik banyak, suara tinggi salah satunya biasanya disebabklan oleh rasa gugup yang tidak bisa dikontrol.
Seseorang yang terlahir dengan pitch yang tinggi. Apabila ia ingin menjadi pembicara publik yang baik, latihan dengan instruktur khusus mutlak diperlukan.
Pace
Jangan terlalu cepat. Itulah kunci berbicara di depan publik. Berikan waktu kepada audiense untuk mendengar dan menelaah kata-kata anda. Berikan juga waktu untuk anda sendiri untuk memikirkan apa yang akan diucapkan berikutnya. Tempo cepat terkadang diperlukan terutama untuk menunjukan anda energik. Tempo lambat juga diperlukan khususnya pada topik-topikm yang anda anggap penting. Berhenti sejenak sebelum dan sesudah menyampaikan statement yang pwnting dan panjang, ambil nafas dan sesekali melihat kearah audiense anda. Seseorang pembicara yang baik sangant mahir dalam memainkan tempo yang membuat pembicaraanya
menarik dan penuh kejutan.
Phrasing
Nafas setiap orang berbeda-beda, ada yang sanggup menyampaikan tiga kalimat dalam satu nafas. Ada pula yang setiap kalimat harus mengambil nafas. Terlepas anda mempunyai nafas panjang atau pendek, pemenggalan kalimat penting untuk diperhatikan. Arti sebuah kalimat akan berbeda jauh dari maksud sebenarnya apabila anda salah memenggal.
Selamat berlatih
————————-
Salam Sukses
Fico Humam Maulana
www.tantowi-yahya.com
www.fico-maulana.blogspot.com
Public Speaking yang berhasil, ditentukan oleh empat faktor penting, yaitu dengan "Mengatasi Hambatan Kepribadian", "Penggunaan Body Language Secara Tepat", "Metode Penyampaian yang Sistematis dan Tepat Sasaran", serta "Penggunaan Alat Peraga." Selain itu, tentu saja diperlukan persiapan yang mantap, pelaksanaan yang meyakinkan, feeling dan finishing touch yang manis.
Berikut ini adalah penjelasan delapan komponen yang disebutkan di atas.
1. Mengatasi Hambatan Kepribadian
• Pada umumnya, seseorang yang belum biasa berbicara di depan orang yang banyak akan gugup, gemetar, berkeringat dingin, gagap, tegang, sakit perut (mulas), salah tingkah, demam panggung yang biasa kita sebut "cemas".
• Kiat menghadapi kecemasan: (tambahkan keterangan sendiri waktu ceramah)
- Organisasikan bahan presentasi Anda.
- Visualisasikan.
- Berlatih.
- Bernafas dalam - dalam.
- Berfokus pada relaksasi.
- Melepas ketegangan.
- Kontak mata.


2. Penggunaan Body Language Secara Tepat
• Bahasa isyarat dan gerakan tubuh merupakan hal penting namun sering dilupakan orang. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
- postur tubuh.
- Perpindahan tempat.
- Gerak isyarat.
- Mimik wajah.
- Mata yang bersinar.
• Hal -hal yang perlu dihindarkan:
- memasukan tangan ke saku.
- Tangan ditangkupkan di belakang punggung.
- Lengan disedekapkan.
- Bertolak pinggang.
- Meremas-remas tangan.

3. Metode Penyampaian yang Sistematis dan Tepat Sasaran
• Urutan presentasi: (tambahkan keterangan sendiri waktu ceramah)
- pendahuluan
- Kalimat prepandangan.
- Gagasan utama dan sub gagasan.
- Keuntungan dari penyampaian materi.
- Kalimat peninjauan.
- Kesimpulan.
• Sebelum membahas public speaking lebih jauh, kita tinjau pengertian komunikasi lebih dahulu. Dalam proses komunikasi, komunikator menyampaikan pesan dan komunikan memberikan umpan balik. Umpan balik ini dapat berisi hal yang positif sebagai tanda mengerti pesan yang disampaikan, atau hal yang negatif sebagai tanda salah mengerti, atau bertanya sebagai tanda tidak mengerti.
• Berbicara merupakan bagian dari komunikasi. Jika umpan balik dalam proses komunikasi itu lebih bersifat positif, berarti penyampaian pesan komunikator telah efektif. Dalam melakukan public speaking tidak selalu ada kata sepakat namun selalu tercapai pengertian bersama (komunikan mengerti maksud komunikator dan sebaliknya, walau tidak setuju).
• Supaya tepat sasaran dalam melakukan public speaking, hal-hal berikut ini harus diperhatikan :
1. Kenali latar belakang komunikan, baik budayanya, sukunya, pendidikannya, pekerjaannya, hobinya, status sosialnya, kepentingannya maupun hal-hal yang nampaknya tidak ada artinya.
2. Hilangkan / dekatkan kesenjangan-kesenjangan dengan cara mengubah diri, ikuti "arus" namun tidak sampai "hanyut" dan akhirnya perlahan-lahan mempengaruhi "arus".
3. Ciptakan suasana yang menunjang, tergantung pada komunikan yang kita hadapi, pada umumnya mereka senang dengan keramahan / keakraban dan keterbukaan yang tidak sampai tahap mencampuri urusan orang lain.
4. Tentukan maksud dan tujuan pembicaraan kita; sekedar pengisi waktu / obrolan ringan, diskusi, brainstorming, informasi, negosiasi, atau mempengaruhi orang lain.
5. Arahkan materi pembicaraan dan gunakan strategi sesuaidengan tujuan pembicaraan yang telah ditetapkan.
6. Gunakan kata-kata yang tidak menimbulkan pengertian ganda agar tidak membingungkan.
7. Gunakan logika berpikir. Cobalah untuk kritis, kreatif, kembangkan pola pikir yang logis, dan sistematis. Biasakan bertanya mengapa, bagaimana, seandainya, .....
8. Evaluasi terus secara sadar.


4. Penggunaan Alat Peraga
• Alat peraga khususnya yang visual dimaksudkan untuk :
- Memfokuskan perhatian audience
- Mengukuhkan pesan verbal
- Merangsang minat
- Mengilustrasikan faktor-faktor yang sulit diverbalkan
• Hal yang harus diingat adalah : alat peraga hanya sebagai alat bantu, jangan menjadi pusat perhatian. Interaksi dan hubungan anda dengan audience yang menentukan keberhasilan public speaking.


5.Persiapan
• Faktor nonteknis seringkali tidak diperhitungkan namun membawa akibat fatal bila ternyata muncul tiba-tiba. Misalnya :
- penampilan (rambut, pakaian, sepatu, bau badan, . . .)
- Fisik (kesehatan, makan dulu, minum glucose, buang air besar/kecil, cukup tidur, . . .)
- Latihan gaya, menghitung waktu, . . .
- Kesempurnaan berkas/bahan, transparan cadangan, spidol.
- Ketersediaan alat peraga dan cadangannya, . . .
- Sound sytem, pengaturan tempat duduk, letak layar dan alat peraga, . . .
- Kreativitas.
6. Pelaksanaan yang meyakinkan
• Intonasi suara, semangat, rasa percaya diri, keyakinan yang sempurna, rasa optimis, mata yang berbinar, senyum dikulum, komunikatif, mengajak (berdialog dengan) seluruh audience, membangkitkan inspirasi, data yang akurat, peraga yang baik dan lain-lain sangat mempengaruhi keberhasilan berbicara di depan umum.
7. Feeling
• Otak manusia terdiri dari optak kanan dan otak kiri. Otak kiri berpikir hal-hal yang rasional, sedangkan otak kanan memikirkan hal-hal yang berbau senidan mengandalkan perasaan, emosi dan nuansa-nuansa ketidak pastian. Dalam berbicara di depan umum, otak kanan juga harus difungsikan, tidak hanya otak kiri. Untuk apa? Agar kita dapat mengatasi gejala-gejala yang dapat merusak presentasi kita. Contoh : jam presentasi yang tidak tepat (membuat ngantuk), kebosanan karena acara yagn monoton dan berlebihan, kelelahan, kurang minat dan sebagainya. Sebaiknya presentasi segera di break dengan humor, tanya jawab, demonstrasi alat atau visualisasi sesuatu yang merangsang minat. Selain itu ciptakan suasana yang hangat dan interaksi yang "hidup".
8. Finishing Touch
• Setelah kesimpulan di akhir pembicaraan, ungkapkanlah tantangan, pertanyaan, penegasan, demo atau apa saja yang dapat audience terpana, tercengang, berpikir, atau bahkan protes. Hal ini akan memberi kesan positif dan rangsangan untuk bertanya.
Taken from http://www.mitra.net.id

RESUM KOMUNIKASI

BAB I
Mengapa Kita Berkomunikasi :
Fungsi – Fungsi Komunikasi

Megapa kita berkomunikasi

Thomas M. Scheidel “ kita berkomunikasi untuk menyatakan dan mendukung identitas-diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang disekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa berfikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan”
Gordon I. Zimmerman merumusakan tujuan komunikasi menjadi 2 ; (1) berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi kebutuhan kita, memuaskan penasaran kita akan lingkungan, dan menikmati hidup. (2) berkomunikasi untuk memupuk dan menciptakan hubungan dengan orang lain.
Rudolph F. Verderber mengemukakan komunikasi mempunyai 2 fungsi ; (1) fungsi sosial, untuk kesenangan, menunjukan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. (2) fungsi mengambil keputusan, yakni memutuk melakukan atau tidak melakukan pada saat tertentu.
Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson mengemukan 2 fungsi umum komunikasi ; (1) unuk kelangsungan hidup diri-sendiri yang meliputi; keselamatan fisik, peningkatan kesadaran pribadi, penampilan diri sendiri kepada orang lain dan mencapai ambisi pribadi. (2) untuk krlangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan masyarakat.






Fungsi komunikasi

William I. Gorden mengemukakan 4 fungsi komunikasi :
Komunikasi sosial
Komunikasi sosial sangat penting bagi kehidupan kita, karena komuniasi sangat membantu kita dalam membangun konsep pada diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan terhindar dari ketegangan . komunikasi juga membantu kita untuk bekerja sama dengan anggota masyarakat.
Sebaliknya jika orang yang tidak pernah melakukan komunikasi orang tersebut akan tersesat, bahkan orang tersebut bisa dikatakan sakit jiwa.



Pembentukan konsep diri
Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa seseorang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia lainnya tidak mungkin mempunyai kesadaran bahwa dirinya adalah manusia.
Aspek – aspek konsep diri seperti : jenis kelamin, agama kesukuan, pendidikan, rupa fisik kita, dan sebagainya.

Pernyataan eksistensi –diri
Pernyataan eksistensi diri terjadi jika seseorang berkomunikasi untuk menunjukan dirinya eksis. Pernyataan eksistensi diri sering terlihat pada uraian penanya saat seminar, meskipun penanya sudah dipringatkan mderator untuk mempersingkatnya dan langsung kepokok masalah penanya sering berbicara panjang lebar, menguliahi para hadirin dengan argumen – argumen yang tidak relavan.

Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan
komunikasi sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan biologis kita seperti makan dan minum, dan juga memenuhi kebutuhan psikologis seperti kebahagiaan, dan sukses.menurut Abraham Maslow manusia meiliki lima kebutuhan dasar yaitu : kebutuhan fisiologis, keamanan, kebutuhan sosial, penghargaan diri, dan aktualisasi diri.
Komunikasi ekpresif
Komunikasi ekspresif tidak bertujuan untuk langsung mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk meyapaikan perasaan emosi diri.
Orang dapat menyalurkan kemarahannya dengan mengumpat, berkecak pinggang, mengepalkan tangan seraya memelototkan matanya.

Komunikasi Ritual
Komunikasi ritual biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunikasi yang sering dilakukan pada upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup yang disebut para antropolong sebagai rites of passage.

Komunikasi instrumental
Komunikasi instrmental mempunyai tujuan umum : menginformasikan, mengejar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan juga merubah perilaku atau menggerakan tindakan dan juga menghibur. Komunikasi tidak hanya digunakan untuk membangun hubungan namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut.









BAB II
HAKIKAT, DEFINISI, DAN KONTEK KOMUNIKASI

Komunikasi atau communication dalam bahasa ingsris berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”. Kata lain yang mirip dengan komunikasi adalah comunitas atau community yang juga menekankan kesamaan atau kebersamaan untuk mencapai tujuan tertentu dan mereka berbagi makna dan sikap. Komunikasi di definisikan secara luas sebagai “berbagai pengalaman”. Komunikasi adalah interaksi antara 2 atau lebih makhluk hidup. Jadi mungkin termasuk hewan, tanaman dan bahkan jin. Sampai batasan tertentu setiap makhluk dapat dikatakan berkomunikasi dalam pengertian berbaai pengalaman.

KOMUNIKASI HEWAN
Hewan mungkin juga berkomunikasi selayaknya manusia, tetapi proses dan mekanismenya berbeda dengan manusia. Komunikasi hewan sangatlah sedarhana, ditandai dengan tindakan refleks. Mereka tidak dapat menafsirkan perilaku hewan lain, karena mereka tidak memiliki dan dan tidak mempunyai syarat simbolik, apalagi meyesuaikan perilaku untuk meyesuaikan dengan perilaku hewan lain.

Keragaman dan kontroversi definisi komunikasi
Lewat komunikasi seseorang berusaha mendefinisikan arti dari komunikasi tersebut.
Dance menemukkan tiga dimensi konseptual penting yang mendasari definisi definisi komunikasi.
Dimensi pertama : tingkat observasi ( level of observation )
Dimensi kedua : kesenjangan ( intentionality )
Dimnsi ketiga : penilaian normatif







Tiga konseptualisasi komunikasi
Sebagaimana dikemukakan John R Wenburg dan Wiliam W. Wilmot juga Kenneth K. Sereno dan dward M Bodaken, setidaknya ada tiga kerangka pemahaman mengenai komunikasi yaitu :

Komunikasi sebagai tindakan satu arah
Suatu pemahan populer mengenai komunikasi manusia adalah komunikasi yang menisyaratkan penyampaian pesan searah dari seseorang atau suatu lembaga kepada seseorang ( sekelompok orang ) baik secara langsung ataupun melalui media.
Pemahaman komunikasi sebagai proses searah sebenarnya kurang sesuai bila ditetapka pada komunikasi tatap muka, namun mungkin tidak terlalu keliu bila ditetapkan pada komunikasi publik ( pidato ) yang tidak melibatkan tanya jawab dan komunikasi massa.

Komunikasi sebagai interaksi
Konseptualisasi kedua yang sering diterapkan pada komunikasi adalah interaksi. Dalam arti sempit interaksi berarti mempengaruhi. Pandangan komunikasi sebagai interaksi menyetarakan komunikasi dengan proses sebab-akibat atau aksi-reaksi yang arahnya bergantian.
Salah satu unsur yang ditambahkan dalam konseptualisasi kedua ini adalah umpan balik (feed back), yakni apa yang disampaikan penerima pesan kepada sumber pesan, yang sekaligus digunakan sumber pesan sebagai petunjuk mengenai aktifitas pesan yang ia sampaikan sebelumnya : apakah dapat dimengerti, dapat diterima, menghadapi kendala dan sebagainya sehingga berdasarkan umpan balik itu, sumber dapat mengubah pesan selanjutnya agar sesuai dengan tujuan.

Komunikasi sebagai transaksi
Dalam kontek ini komunikasi adalah proses personal karena makna pemahan yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi.
Kelebihan konseptualisasi komunikasi sebagai transaksi adalah bahwa komunikasi tersebut tidak membatasi kita pada komunikasi yang disengaja atau respon yang dapat diamati.


Konteks-konteks komunikasi
Menurut Verderber konteks komunikasi terdiri dari :konteks fisik, konteks sosial, konteks historis, konteks psikologis, konteks kultural.
Indikator umum mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteksnya atau tingkatanya adalah jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi. Maka dikenalah, komunikasi intrapribadi, komunikasi diadik,komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok (kecil) komunikasi publik, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa.

Komunikasi intra pribadi
Komunikasi intr pribadi adalah komunikasi dengan diri sendiri
Contohnya : berfikir

Komunikasi antar pribadi
Komuikasi antar pribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orng lain secara langsung, baik secara verbal ataupun non verbal.
Contohnya : komunikasi suami dan istri didominasi suami

Komunikasi kelompok
Kelompok adalah sekelompok orang yang mempunyai tujuan bersama, yang interaksinya satu sama lain untuk mencapai tujuan yang sama . komunikai kelompok niasanya merujuk pada komunikasi yang dilakukan kelompok kecil , jadi bersifat tatap-muka.

Komunikasi publik
Komunikasi publik adalah komunikasi antara seseorang pembicara dengan sejumlah besar orang yang tidak bisa dikenali satu persatu, komunikasi ini sering disebut pidato, ceramah tau kuliah. Komunikasi publik biasanya brsifat formal. Komunikasi ini sering bertujuan untuk menghibur, memberikan penghormatan, atau membujuk.




Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasi sering terjadi pada organisasi, besifat formal, dan juga informal dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar dari jaringan antar kelompok.
Komunikasi massa
Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa baik cetak maupun elektronik. Pesan-pesannya bersifat umum disampaikan secaa cepat, serempak dan selintas.















BAB III
PRINSIP-PRINSIP KOMUKASI

Prinsip 1
Komunikasi adalah proses simbolik
Salah satu kebutuhan manusia seperti dikatakan Susanne K. Langer adalah kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang. Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya berdasarkan kesepakatan sekelompok orang.
Lambang bersifat sebarang, manasuka, atau sewenang-wenang. Apa saja bisa dijadikan lambang bergantung pada kesepakatan bersama
Lambang pada dasarnya tidak mempunyai makna : kitalah yang memberikan makn pada lambang
Lambang itu bervariasi dari suatu budaya kebudaya laindan dari suatu konteks waktu ke waktu lain.

Prinsip 2
Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
Kita tidak dapat tidak berkomunikasi. Perilaku kita sebetulnya adalah komunikasi, misalnya saja orang marah, oran sebal pasti akan mengeluarkn perilaku yang berbeda.

Prinsip 3
Komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan
Dimensi isi disandi secara verbal, sedangkan dimensi hubungan disandi secara nonverbal. Dimensi isi menunjukan muatan (isi) komunikasi yaitu apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan bagaimana cara mengatakan yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu dan bagaimana pesan itu ditafsirkan.






Prinsip 4
Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan
Komunikasi berlangsung dari yang disengaja atau tidak disengaja sama sekali. Dalam berkomunikasi antara orang – orang yang berbeda budaya ketidak sengajaan beromunikasi ini lebih relavan lagi untuk kita perhatikan. Banyak kesalahpahaman antarbudaya sebenarnya disebabkan perilaku seseorang yang tidak disengaja yang persepsif.

Prinsip 5
Komunikasi dalam konteks ruang dan waktu
Komunikasi juga bergantung pada konteks fisik dan ruang, waktu social dan psikologis. Waktu juga mempengaruhi makna terhadap suatu pesan. Kehadiran orang lain juga sebagai konteks social juga akan mempengaruhi orang – orang yang berkomunikasi.

Prinsip 6
Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
Orang berkimunikasi, mereka meramalkan efek perilaku mereka, dengan kata lain komunikasi juga terikat oleh atran dan tatakrama. Artinya bagaimana seseorang yang menerima pesan akan merespon.

Prinsip 7
Komunikasi bersifat sistemik
Setidaknya ada dua system dasar beroprasi dalam transaksi komunikasi itu. Komunikasi internal dan komunikasi eksternal . system internal adalah system nilai yang dibawa oleh individu ketika ia berpartisipasi dalam komunikasi, yang ia serap selama ia bersosialisasi dalam berbagai lingkungan social. System eksternal terdiri dari unsure-unsur lingkungan diluar individu, termasuk dalam kata –kata yang ia pilih untuk berbicara .

Prinsip 8
Semakin mirip latar belakang social budaya semakin efektiflah komunikasi
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para pesertanya. Misalnya saja penjual mempromosikan jualannya dan tuan rumah membelinya berarti komunikasi tersebut efektif.
Prinsip 9
Komunikasi bersifat nonsekuensial
Sebenarnya komunikasi manusia pada dasarnya bersifat dua arah. Beberapa pakar komunikasi mengakui sifat sikuler atau dua arah komunikasi ini misalnya Frank dance, Kincaid dan schram yang mereka sebut dengan komunikasi memusat dan Tubbs yang menggunakan komunikator 1 dan komunikator 2 untuk kedua pihak yang berkomunikasi tersebut.

Prinsip 10
Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional
Seperti juga waktu dan eksistensi, komunikasi tidak mempunyai awal dan tidak mempunya akhir melainkan merupakan proses yang berkesinambungan.

Prinsip 11
Komunikasi bersifat irreversible
Suatu perilaku adalah suatu peristiwa. Sifat irreversible adalah implikasi dari komunikasi sebagai proses yang selalu berubah. Prinsip ini sebaiknya menyadarkan kita untuk berharti – heti dalam menyampaikan pesan terhadap orang lain.

Prinsip 12
Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah
Persoalan dan konflik antar manusia disebabkan oleh masalah komunikasi. Komunikasi bukan sebagai penyelesai masalah atau konflik karena persoalan atau konflik mungkin berkaitan dengan masalah structural.

BAB 4
MODEL – MODEL KOMUNIKASI

Untuk memahami fenomena komunikasi kita perlu menggunakan model – model komunikasi. Model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi.
Fungsi dan manfaat model
Model memberikan teoritikus suatu struktur untuk menguji temuan mereka dalam dunia nyata, meskipun demikian model, seperti juga definisi atau teori pada umumnya tidak pernah sempurna dan final.
Tipologi model
Gerhard J. haneman dan wiliam J McEwen menggambarkan taksonomi model yang dipahami dalam suatu grafik yang melukiskan derajad abstraksi yang berlainan.
Model verbal adalah model atau teori yang dinyatakan dengan kata – kata, meskipun bentuknya sangat sederhana. Model verbal ini sering dibantu dengan grafik, diagram atas gambar.

Model – model komunikasi : suatu perkenalan

Model S – R
Model stimulus – respond (S – R) adalah model komunikaso paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi.

Model aristoteles
Model aristoteles adalah model model komunikasi paling klasik yang sering juga disebut model teoris . ia mengemukakan tiga unsure dalam komunikasi yaitu, pembicara (speaker), pesan (message), Pendengar ( listener).




Model laswel
Komunikasi lasswell berupa ungkapan verbal yakni
Who, says what, in wich chanel, to whom, with what effect.
Laswelll mengemukakan 3 fungsi komunikasi , pertama, pengawasan lingkungan- kedua, korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan, dan ketiga, tranmisi social dari satu generasi kegenerasi lain.

Model Shannon dan Weaver
Model Shannon dan Weaver menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatannya.

Model Schramm
Membuat serangkaian model komunikasi manusia yang sederhana , lalu model yang lebih rumit yang memperhitungkan pengalaman dua individu yang berkomunikasi.

Model Newcomb
Memandang komunikasi dari perspektif psikologi social, modelnya mengingatkan kita akan diagram jaringan kelompok yang dibuat oleh para psikolog social.

Model westley dan Maclean
Keduanya komunikasi teoretikus komunikasi merumuskan suatu model yang mencakup komunikasi pribadi dan komunikasi massa.

Model gerbner
Perluasan dari model Lasswell, model ini terdiri dari model verbal dan model diagramatik.

Model berlo
Model ini dikenal dengan model SMCR, kepanjangan dari Saurce (sumber) Massege (pesan), channel ( saluran) dan receiver (penerima)

Model deflour
Merupakan perluasan model dari yang dikemukakan para ahli lain.
Model Tubbs
Model ini menggambarkan komunikasi paling mendasar yaitu komunikasi dua orang.

Model Gudykunst dan Kim
Komunikasi antar budaya yakni komunikasi antara orang – orang yang berasal dari budaya berlainan. Atau komunikasi dengan orang asing.

Model interaksional
Model ini berlawanan dengan model stimulus – respond ( S-R ) dan beberapa model linier lain.



















BAB 5
PERSEPSI : INTI KOMUNIKASI

Persepsi social
Persepsi social adalah proses menangkap arti objek –objek social dan kejadian – kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita.
Persepsi berdasarkan pengalaman
Pola perilaku manusia berdasarkan persepsi mereka mengenai realitas yang telah dipelajari.

Persepsi bersifat selektif
Atesi kita pada suatu rangsangan merupakan factor utama yang mementukan selektifitas kita atas rangsangan tersebut.

presepsi dan budaya
Larry A. Samovar dan Richard E. Porter mengemukakan 6 unsur budaya yang secara langsung mempengaruhi persepsi kita berkomunikasi dengan orang dari budaya lain yakni :
Kepercayaan, nilai, dan sikap
Pandangan dunia
Organisasi social
Tabiat manusia
Orientasi kegiatan
Persepsi tentang diri dan orang lain

Kekeliruan dan kegagalan persepsi
Beberapa bentuk kekeliruan dan kegagalan dalam perpepsi lain sebagai berikut.
Kesalahan atribusi
Efek Halo
Stereotip
Prasangka
Gegar budaya
BAB 6
KOMUNIKASI VERBAL

BAHASA Verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran perasaan dan maksud kita.
Hingga kini belum ada suatu temuan Asal usul bahasari pun yang diterima luas mengenai bagaimana bahasa itu muncul di permukaan bumi.

Fungsi bahasa dalam kehidupan manusia
Kemampuan berbahasa manusia yang membedakan dari hewan lain yang lebih rendah, merupakan akibat dari pembesaran dan perkembangan otak manusia.
Fungsi bahasa yang mendasar adalah menamai atau menjuluki orang, objek dan peristiwa.

Keterbatasan bahasa
Komunikasi verbal yang porsinya hanya 35% dari keseluruhan komunikasi kita. Keterbatasan tersebut dapat diurikan sebagai berikut.
Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek
Kata – kata bersifat ambigu dan konstektual
Kata – kata mengandung bias budaya
Percampuradukan fakta, penafsiran, dan penilaian

Nama sebagai symbol
Nama adalah symbol utama dan pertama bagi seseorang.

Bahasa gaul
Orang yang mempunyai latar belakang social budaya, lazimnya berbeda bicara dengan cara yang berbeda.

Bahasa kaum selebritis
Kalangan selebritis kita pun memiliki bahasa gaul.

Bahasa gay dan bahasa Waria
Bahasa gay dan bahasa waria ternyata hamper mirip dengan bahasa para kaum selebritis.

Bahasa wanita vs bahasa pria
Tampaknya bahasa pria dan wanita berbeda hal ini disebabkan karena sosialisasi mereka yang berbeda, khususnya minat mereka yang berlainan terhadap aspek kehidupan. Wanita mengenal lebih banyak warna seperti chartreuse,ecru, mageta, mauve, puce, teal dan sebagainya. Wanita lebih banyak menggunakan pertanyaan daripada pria dan mereka menggunkan sebagai strategi pemeliharaan percakapan

Ragam bahasa inggris
Bahasa inggris yang dinggap bahasa universal pun ternyata dalam ejakannya tidak konsisten, pilihan kata dan juga maknanya. Bahasa inggris yang digunakan oleh orang inggris dengan orang amerika pun ternyata mempunyai arti yang berbeda, seperti kata knock up yang artinya mengunjungi tetapi di amerika artinya menghamili.
Pengalihan bahasa
Komunikasi dalam bahasa yang menimbulkan salah pengertian, apalagi kita tidak menguasai lawan bicara bahasa kita.untuk melakukan bahasa efektif kita harus menguasai bahasa mitra komunikasi kita , dalam hal inilah kita perlu menggunakan bahasa inggris untuk menjadi seorang komunikator yang efektif. Perbedaan bahasa dapat menimbulkan kesulitan lebih jauh dari pada kekeliruhan penerjemahan.
Komunikasi konteks tinggi vs komunikasi konteks rendah
Setiap orang punya gaya khas tentang berbicara, bukan cara berbicaara tetapi topiknya juga. Edward T. Hall 1973 membedakan budaya konteks tinggi dan konteks rendah, yang mempunyai beberapa perbedaan.
Budaya konteks rendah di tandai dengan komunikasi konteks rendah : pesan verbal, dan eksplisit, gaya bicara langsung, lugas, dan terus terang.
Budaya konteks tinggi ditandai dengan komunikasi konteks tinggi, kebanyakan pesan bersifat implicit, tidak langsung, dan tidak terus terang.
BAB VII
KOMUNIKASI NONVERBAL

Secara sederhana pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut Larry A. Sammovar dan Richard E. Porter komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan kecuali rangsangan verbal dalam suatu setting komunikasi yang dihasilkan oleh individu yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima.

Bahasa tubuh
Bidang yang menelaah bahasa tubuh adalah kinesika suatu istilah yang diciptakan seorang perintis tubuh dapat studi bahasa non verbal. Setiap anggota tubuh seperti wajah, tangan, kaki dan bahkan seluruh tubuh dapat digunakan sebagai bahasa isarat.
Beberapa bahasa isyarat menggunakan bahasa tubuh

Isyarat tangan
Gerakan kepala
Postur tubuh dan posisi kaki
Ekpresi wajah dan tatapan mata

Sentuhan
Studi tentang sentuh menyentuh disebut haptika. Sentuhan seperti foto adalah perilaku nonverbal yang multi makna dapat menggantikan 1000 makna.

Prabahasa
Prabahasa atau vokalika merujuk pada aspek – aspek suara selain ucapan yang dapat dipahami, misalnya kecepatan berbicara, nada tinggi atau rendah, intensitas (volume) suara, intonasi, kualitas vocal, warna, suara, dialek, suara serak, dan lain sebagainya.


Penampilan fisik
Perhatian pada penampilan fisik bersifat universal, setiap orang punya persepsi mengenai penampilan fisik seseorang, baik itu busananya, dan juga warna ornament lainnya yang dipakaiseperti kacamata. Sering kali orang memberikan warna tertentu pada seseorang tersebut.

Karakteristik fisik
Karakterristik fisik dapat memunculkan pandangan orang yang berbeda terhadap orang lain. Karakter fisik juga sering digunakan seseorang untuk mengukur kedewasaan orang.