Sabtu, 18 Februari 2012

Perjalanan Pansus Centuri sampai Sri Mulyani menjadi Orang Nomer Dua di World BANK

Perjalanan Pansus Centuri sampai Sri Mulyani menjadi Orang Nomer Dua di World BANK

Era kepemimpinan presiden Susilo Bambag Yudoyono banyak sekali diwarnai dengan berbagai situasi politik. Banyak sekali pemerintah lebih mementingkan sebuah kekuasaan dari pada mengurusi kepentingan rakyat Indonesia, kondisi ini sangat menghawatirkan bagi pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono sendiri. Mereka yang harusnya sebagai wakil rakyat di DPR malah lebih memeningkan kepentingan partainya untuk meraih sebuah kekuasaan semata. Memang dalam perpolitikan meraih atau saling beradu untuk merebut kekuasaan itu wajar, tapi setidaknya mereka tahu kapan kekuasaan itu harus saling diperebutkan karena kalau untuk situasi sekarang tentu tidak baik jika sesama anggota DPR terus saling berebut dan saling menjatuhkan antara partai yang satu dengan partai yang lain, sehingga kepentingan rakyat pun jadi dilalaikan, tidak hanya itu para anggota DPR malah saling menjatuhkan dengan dalil ini atas nama rakyat Indonesia.
Kalau kita lihat pada kasus Centuri, banyak sekali anggota DPR dari berbagai fraksi - fraksi partai ingin mengajukan diri dan saling berebut untuk anggota Panwas Centuri, yang mana selain ingin mendapatkan honor yang lebih mereka juga mementingkan sebuah kekuasaan. Dan banyak dari mereka yang ingin dilihat oleh rakyat dengan maksud mencari perhatian “ inilah saya, dari partai ini ” itu sangat kelihatan sekali, dan juga mereka juga ingin menjatuhkan nama Partai yang menjadi pemenang pemilu kemarin supaya dalam pemilu selanjutnya partai itu tidak menjadi pemenang dipemilu yang akan datang, dan berharap partainya sendiri yang akan menang pada pemilu yang akan datang.
Pada saat Panwas Centuri berlansung juga sering kali diwarnai dengan beradupendapat, memang wajar kalau berbada pendapat tetapi dalam penyelesaian kasus centuri ini banyak sering kali anggota panwas berdebat menggunakan emosi mereka mereka sering lepas dari kontrol, setiap ada yang berbicara selalu ada yang memotong apa ini perwujudan sebuah demokrasi yang baik, yang dicontohkan pemerintah. Sungguh – sungguh terlalu jika wakil rakyat tidak bisa mencontohkan sikap mereka kepada rakyat Indoonesia.
Sebetulnya yang sangat disayangkan sekali dalam Panwas Centuri mengapa mereka selalu mengkaitkan kepada kemenangan Partai Demokrat, itu nampak sekali kalau fraksi – fraksi dari partai lain yang menjadi anggota Panwas Centuri ingin sekali menjatuhkan Partai Demokrat. Ini merupakan tindakan yang tidak sportif dalam pemilu, karena mereka tidak mempunyai cukup bukti bahwa partai demokrat melakukan maoney politik. Dan nampak sekali sebuah persaingan ingin mendapatkan sebuah kekuasaan, hal seperti ini juga sering ditanyakan kepada para saksi yang terlibat dalam pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, mereka terus mendesak dan mungkin memaksa saksi bahwa 6,7 treliun itu digunakan sebagai politik kampanyenya partai Demokrat dan Susilo Bambang Yudhoyono. Dan ini yang selalu membuat fraksi dari partai Demokrat menjadi gerah terhadap sikap dari fraksi lain yang selalu menuduh 6,7 treliun itu untuk kampanye partai Demokrat. Dan setiap masalah itu disinggung panwas centuri pun mejadi sangat ramai dan bahkan saling beradu pendapat secara emosional. Dalam menegakkan kasus Centuri sebaiknya para anggota Panwas yang dari berbagai fraksi seharusnya menghilangkan rasa kepartaian mereka dengan maksud untuk menghilangkan rasa saling curiga sehingga menimbulkan penyelidikan ini tidak bisa dibuka secara terang benderang. Dan rasa ingin saling merebut kekuasaan juga dihilangkan begitu juga rasa ingin menunjukan dirinya sendiri kepada rakyat Indonesia bahwa “ kami lah yang berperan dan mengungkap kasus centuru ini ”jika anggota Panwas Centuri masi brfikir seperti itu maka kasus ini jelas tidak bisa di buka secara teng benderang. Sebaiknya para anggota Pansus Centuri tidak menunjukan sikap rasa saling menjatuhkan antar partai juga menunjukan siapa dirinya di mata rakyat Indonesia karena sekarang sebagian besar rakyat sudah mengetahui politik yang ada di Indonesia jadi rakya indonesia pun tidak mudah untuk dikibulin oleh sikap anggota pansus yang ingin menunjukan siapa dirinya di hadapan rakyat indonesia. Bekerjalah dengan baik dan saling terbuka antar sesama anggota pansus begitu juga dengan para saksi yang terkait dalam kasus centuri ini. Karena sesungguhnya sebuah kejujuran itulah yang akan bisa membuka dan menyelesaikan kasus ini secara terang benderang, sehingga rakyat indonesia pun tahu mana yang sebetulnya salah dan mana yang benar, karena kalau kita lihat dari sekarang masyarakat pastinya bingung siapa yang salah dan yang benar.
Setelah selesainya penyelidikan oleh beberapa saksi tentang kasus centuri, kasus centuri ini lambat laun menghilang dari berita. Mungkin disatu sisi kasus ini kemudian tergeser oleh kasus lain yang lebih uptudate, jika kasus penting seperti ini menghilang maka bagaimana rakyat indonesia bisa ikut mengawasi kasus ini untuk menemukan jawaban siapa yang salah dan siapa yang benar. Kesalahan wartawan untuk tidak meliput terus kasus centuri ini sangat menguntungkan pemerintah karena mungkin kinerja untuk menyelesaikan kasus ini akan sangat lama. Karena bagi wartawan sebaiknya selalu dibbertakan tentang kasus centuri ini sehingga rakyat indonesia pun tahu, karena ini merupakan kasus yang rakyat indonesia menantikan yang salah dan benar.
Mengingat tentang jawaban antara yang salah dan benar, didalam kasus panwas centuri muncul nama Sri Mulyani yang menjadi menteri keuangan, yang selalu disudutkan oleh anggota pansus tentang melakukan bellout kepada BANK Centuri. Dengan alasan ingin menyelamatkan bank centuri yang terancam karena krisis global yang terjadi saat itu. Sri Mulyani beranggapan bahwa penyelamatan kasus bank centuri ini merupakan tindakan yang tepat dan harus dilakukan secara cepat karena jika in tidak dilakukan maka sektor – sektor lain pun akan terkena imbasnya. Dan Sri Mulyani pun juga mengutarakan dengan perumpamaan bahwa Sri Mulyani ingin menyelamatkan rumah perampok yang terbakar supaya tidak merambat ke rumah yang lain. Tetapi lain dikata disini anggota panwas malah menyinggung bahwa baillout yang dilakukan Sri Mulyani ini salah karena tanpa persetujuan presiden dan DPR, dan hanya itu yang terus selalu diungkit. Mungkin keputusan yang diambil Sri Mulyani itu memang benar. Kalau dalam kenyataan saja kita dihadapkan pada rumah yang terbakar meskipu itu milik perampok apakah kita haru menunggu perintah dari ketua RT atau Kepala dusun setempat, mungkin kalau dilogika itu tidak akan sampai karena sebelum ada perintah nanti malah api itu akan merambat kerumah yang lain dan akan merugikan biaya yang besar. Apaka para anggota pansus masih selalu mempermasalahkan itu ataukah ada unsur lain ada yang ingin merebut kekuasaan Sri Mulyani atau ada musuh Sri Mulyani, yang terkait dengan perpajakan karena Sri Mulyani itu ingin mereformasi sistem birokrasi pada perpajakan. Sehingga orang yang terkait kasus pajak setrateginya menghancurkan Sri Mulyani di citra masyarakat.
Setelah pansus centuri ini kian meredup secara tiba – tiba Sri Mulyani mengundurkan diri dari jabatanya menjadi menteri keuangan, pernyataan ini sangat mengejutkan. Kemudia Sri Mulyani menyatakan pengunduran dirinya sebagai meteri keuangan karena Sri Mulyani mendapatkan pekerjaan di World Bank. Pernyataan pengunduran diri dan bekerjanya Sri Mulyani menjadi pegawai Worl Bank dengan kedudukannya sebagai orang nomer dua ini sangat mengejutkan, karena yang selama ini Sri Mulyani terkait dalam kasus Centuri dan masih menjadi yang dicurigai oleh anggota panwas Centuri karena baillout yang dilakukannya. Keberanian world bank untuk menunjuk Sri Mulyani ini apakah Sri Munyani dalam kasus centuri menunjukan bahwa Sri Mulyani memang tidak bersalah dalam melakukan baillout, karena kalau dilihat badan sekelas world bank memang tidak sembarangan dalam merekrut pegawainya apalagi orang yang masih terkait sebuah kasus, seperti Sri Mulyani ini.
Ini menambah bingung masyarakat indonesiaa sebetulnya mana yang memang benar dan mana yang memang salah. Bangsa indonesia ini memang bangsa yang tidak bisa menggunakan sumber daya manusianya sendiri, orang yang begitu pintar dan tegas dilepas begitu saja, dan bekerja untuk world bank.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar